CERITA BISNIS IMPIAN
BISNIS IKAN ASIN
OLEH :
RAHMAT JATNIKA
24217894
1EB02
TUGAS PENGANTAR BISNIS ( SOFTSKILL)
SRI RAKHMAWATI
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak
terhingga saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia
dan hidayah-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah
ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh
setiap mahasiswa/mahasiswi dalam menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan
semester I (Pertama), adapun judul yang saya angkat didalam makalah ini adalah
mengenai
“BISNIS IKAN ASIN”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, saya
banyak mendapatkan bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh
karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini saya ingin menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat
serta dengan segala ketulusan hati kepada:
1.Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang
yang tiada henti, yang senantiasa mendukung secara moril & materiil serta
yang selalu mendo’akan saya didalam menempuh pendidikan ini.
2.Ibu Yuli rahayu fitria ningsih, M.Si selaku
dosen mata kuliah pengantar ilmu perikanan dan kelautan yang dengan segala
keikhlasannya telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada saya
hingga terselesaikannya makalah ini.
3.Teman-teman seperjuangan
khususnya fakultas ekonomi yang senantiasa
memberi masukan untuk saya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan didalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun
dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
Jakarta, 20 Januari 2018
Rahmat Jatnika
Jakarta, 20 Januari 2018
Rahmat Jatnika
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembuatan
Makalah
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Ikan Asin
3.2 Penangkapan
3.1 Cara Pembuatan Ikan asin
3.2 Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Pada Proses Pembuatan Ikan Asin
3.3 Manfaat Ikan Asin
3.4 Keuntungan Bisnis Ikan Asin Dan Analisa
Usahanya
3.5 Cara Meraup Keuntungan Besar Dari Bisnis
Ikan Asin
3.6 Cara Memulai Bisnis Berjualan Ikan Asin
3.7 Manisnya Laba dari Bisnis Ikan Asin
3.8 Pemasaran
3.9 Manajemen Pemasaran Berdasarkan 8
Kondisi Permintaan
BAB IV PENUTUP
4.1KESIMPULAN
4.2SARAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perikanan sebagai salah
satu pendukung sektor ekonomi memiliki peran dalam pembangunan ekonomi
nasional, yaitu memberikan nilai tambah dan mempunyai nilai strategis, serta
dapat memberikan manfaat finansial maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan
bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
Sejauh ini, pembangunan perikanan
yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif terhadap
pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto
(PDB) sektor perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi
sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%.
Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara
langsung. (Dahuri, 2004).
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu
singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan,
walaupun biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang
mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan
pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah, 2007). Dengan
demikian prinsip pembuatan olahan ikan asin merupakan salah satu cara untuk
memperpanjang daya simpan dan menambah nilai jual dari poduk tersebut. Sehingga
hal ini sangat penting diketahui bagi kita terutama seorang praktikan jurusan
perikanan sebagai seorang akademisi dan merupakan ranah bidang ilmu pengetahuan
kita. Cara pengawetan ini merupakan usaha yang paling mudah dalam menyelamatkan
hasil tangkapan nelayan. Dengan penggaraman proses pembusukan dapat dihambat
sehingga ikan dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai bahan
pengawet terutama diandalkan pada kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri
dan kegiatan enzim penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan (Afrianto
dan Liviawaty, 1989).
1.2.Rumusan Masalah
1.Cara pembuatan ikan asin.
2.Factor yang mempengaruhi ikan
asin
3.Manfaat ikan asin.
1.3 Tujuan
Pembuatan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk
mengetahui cara pembuatan ikan asin, factor yang empengaruhi ikan asin , dan
manfaat ikan asin itu sendiri.
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah
Dapat mengetahui secara detail tentang
pengolahan hasil perikanan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu
singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan,
walaupun biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang
mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan
pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah, 2007).
Sejauh ini, pembangunan perikanan
yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif terhadap
pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto
(PDB) sektor perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi
sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%.
Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara
langsung. (Dahuri, 2004).
Ikan asin adalah bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu
singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan,
walaupun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan
akan bertahan lebih lama dan
terhindar dari kerusakan fisik akibat infestasi serangga, ulat lalat dan
beberapa jasad renik perusak lainnya (Afrianto,1989).
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Ikan Asin
Salah satu cara untuk
mengawetkan ikan adalah dengan pembuatan ikan asin. Cara pengawetan ini
merupakan usaha yang paling mudah dalam menyelamatkan hasiltangkapan
nelayan. Dengan penggaraman proses pembusukan dapat dihambat sehinggaikan
dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai bahan pengawet
terutamadiandalkan pada kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri dan
kegiatan enzimpenyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan.
Pengolahan ikan asin
adalah cara pengawetan ikan yang telah kuno, tetapi saat kini masihbanyak
dilakukan orang di berbagai negara. Di Indonesia, bahkan ikan asin masih
menempati posisipenting sebagai salah satu bahan pokok kebutuhan hidup
rakyat banyak. Meskipun ikan asin sangatmemasyarakat, ternyata pengetahuan
masyarakat mengenai ikan asin yang aman dan baik untukdikonsumsi masih
kurang. Buktinya ikan asin yang mengandung formalin masih banyak beredar
dandikonsumsi, padahal dampaknya sangat merugikan kesehatan.Sebelum membuat
ikan asin ada baiknya kita mengetahui perbadaan ikan yang sudah
busuk denganikan yang masih segar. Hal ini diperlukan untuk menghasilkan
ikan asin yang berkualitas baik.Adapun tanda ikan yang sudah busuk adalah:
- · mata suram dan tenggelam
- · sisik suram dan mudah lepas
- · warna kulitsuram dengan lendir tebal
- · insang berwarna kelabu dengan lendir tebal
- · dinding perut lembek
- · warna keseluruhan suram dan berbau busukTanda ikan yang masih segar
- · daging kenyal
- · mata jernih menonjol
- · sisik kuat dan mengkilat
- · sirip kuat
- · warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang
- · insang berwarna merah
- · dinding perut kuat
- · bau ikan segar
Ikan asin adalah
makanan awetan yang diolah dengan cara penggaraman dan pengeringan. Ada 3cara
pembuatan :
- · Penggaraman kering dengan pengeringan
- · Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) dengan pengeringan
- · Penggaraman yang dikombinasikan dengan peragian (pembuatan ikan peda)
3.2 Penangkapan
Cara menangkap ikan mennggunakan jaring,
biasa nelayan pergi kelaut menggunakan perahu yangbersayap atau biasa
sitempt saya disebut bagan, nelayan biasanya berangkat pada sore hari
danpulang di pagi harinya, nelayan akan memulai menangkap ikan pada dini hari,
nelayan mulaimenebarkan jarring dan menunggu jam sampai iakan terperangkap
dijaring, setelah itu jarringdinaikan untuk mengambil ikan dari jaring dan
ikan disimpan pada tempat penyimpanan ikan yangtelah disediakan dan di
tambahkan garam pada ikan agar ikan tetap segar
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Sehingga bahan awetan ikan asin menjadi salah satu produk yang populer dan
digemari oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Namun yang banyak dilakukan
oleh kebanyakan industrirumahan pembuatan ikan asin relatif sederhana dan tidak
dengan perhitungan secara ilmiah. Dengan demikian praktikum pembuatan ikan asin
yang dilakukan ini memiliki tujuan agar para mahasiswa mengetahui mutu ikan
asin dari perbedaan larutan garam dan jenis ikan dan dihasilkan ikan asin
dengan kosentrasi tertentu dengan kualitas terbaik.
3.3 Cara
Pembuatan Ikan Asin
Cara pembuatan ikan asin sangat
bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran ikan, hasil yang diinginkan, serta
daerah produksinya. Pada jenis ikan besar terlebih dahulu dilakukan pembelahan
dan penyiangan, sedangkan jenis ikan berukuran kecil seperti teri diasin dalam
keadaan utuh.Pada dasarnya terdapat tiga cara penggaraman dalam pembuataan ikan
asin, yaitu penggaraman kering, penggaraman basah, dan kombinasi keduanya.
Penggaraman kering dilakukan dengan cara menaburkan atau melumurkan kristal
garam pada seluruh bagian ikan dan rongga perut. Karena garam bersifat
higroskopis (bersifat menarik air) dan osmosis, maka air yang terdapat di dalam
daging ikan akan tertarik keluar dan membentuk larutan garam pekat, yang
kemudian berfungsi sebagai larutan perendam ikan. Cara penggaramankering
biasanya diterapkan pada ikan berukuran besar yang dilakukan penyiangan dan
pembelahan pada waktu pembuatannya, misalnya ikan gabus, tenggiri, tongkol,
pari, jambal, dan cucut.
Penggaraman basah dilakukan
dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam jenuh, kemudian ditiriskan dan
dikeringkan. Penggaraman basah sering diterapkan untuk menggarami ikan-ikan
yang berukuran kecil, misalnya teri.Bahan utama yang digunakan untuk pengasinan
ikan adalah NaCl. Kemurnian garam akan sangat mempengaruhi mutu ikan asin yang
dihasilkan. Garam yang mengandung Cu dan Fe akan menyebabkan daging ikan
menjadi berwarna cokelat kotor atau kuning; CaSO4 menyebabkan daging ikan
menjadi berwarna putih, kaku dan agak pahit; MgCl2 atau mgSO4 akan menimbulkan
rasa agak pahit. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan garam NaCl murni
(konsentrasi 95%) agar dapat dihasilkan ikan yang dagingnya berwarna putih
kekuningan dan lunak.
Pembuatan ikan asin yang umum
dilakukan oleh para nelayan adalah kombinasi penggaraman kering dan basah,
kemudian dikeringkan dengan dijemur. Ikan dicampur dengan kristal garam dengan
perbandingan 3 : 1 atau 4 : 1 di dalam bak semen. Campuran ini disiram dengan
larutan garam jenuh sebanyak 500 liter untuk 2 - 2.5 ton ikan dan dibiarkan
satu sampai tiga malam, tergantung pada cuaca. Setelah penggaraman cukup dan
cuaca memungkinkan ikan diangkat dan dibilas dengan air, kemudian dijemur.
Penambahan garam yang biasa
dilakukan oleh para nelayan di Indonesia berkisar antara 20 sampai 40 persen
berat ikan, kadang-kadang sampai 60-100 persen berat ikan. Lama penggaraman
berkisar antara 1-6 hari. Pada cuaca yang baik, pengeringan ikan-ikan kecil
seperti teri cukup dilakukan selama 5-7 jam, sedangkan ikan berukuan sedang
membutuhkan waktu 2 hari, dan ikan berukuran besar membutuhkan lebih lama
kadang-kadang sampai 4 hari.Beberapa produk ikan asin yang berukuran kecil
misalnya teri asin putih, teri asin hitam, teri tambang, teri nasi dan
jambrong. Ikan-ikan berukuran sedang yang sering diawetkan dengan pengasinan
misalya petek, selar, layang, dan sarden, sedangkan ikan asin yang terbuat dari
ikan berukuran besar yang telah mengalami pembelahan dan penyiangan pada waktu
pembuatannya meliputi ikan gabus, tenggiri, tongkol, pari, jambal, dan cucut.
Kelemahan produk ikan yang diolah
dengan cara pengasinan adalah karena kandungan garamnya tinggi, maka rasanya
menjadi asin sehingga hanya dapat dikonsumsi dalam jumlah terbatas. Keadaan ini
mengakibatkan ikan asin tidak dapat digunakan sebagai makanan sumber protein
hewani.
Berikut cara pengolahan/pembuatan
ikan asin:
1.Persiapan bahan baku berupa
ikan segar yang sudah di keluarkan ususnya dan terlah dicuci hingga bersih.
2.Proses penggarama
Pengadukan Garam (supaya garam
dapat menyatu dengan air).
1. Cuci ikan teri sampai bersih,
atau jika digunakan ikan yang ukurannya sedang buang sisik dan jerohannya serta
cuci sampai bersih. Jika menginginkan proses oengeringan yang kebih cepat, ikan
dapat dibelah pada bagian perutnya sedangakn bagian punggung tetap melekat,
kemudian dibuka.
2.Setelah dicuci, masukkan ikan
ke dalam ember/tong perendaman yang telah diberi butir-butir garam di dalamnya
sebagai lapisan pertama. Kemudian susun ikan-ikan tersebut berlapis-lapis
dimana diantara lapisan-lapisan ditaburi garam sehingga semua ikan tertutup garam.
3. Ikan yang telah disusun di
dalam ember/tong siram dengan larutan garam 40% supaya proses penggaraman
terganutng dari jenis ikan asin yang dikehendaki, yaitu
a. Setengah Asin
Berat garam : ikan adalah 1 : 8
dengan lama perendaman 1-2 jam
b. Asin
Berat garam : ikan adalah 1 : 4
dengan lama perendaman minimal 12 jam
4.Setelah perendaman selesai,
pisah-pisahkan ikan dan atur diatas anyaman bambu untuk dikeringkan dibawah
sinar matahari yang terik. Selama penjemuran, ikan dibalik-balikkan supaya penjemuran
berlangsung merata. Ikan teri akan lebih cepat kering dan sudah dapat diangkat
setelah 5-6 jam jika udaranya cukup panas. Ikan-ikan yang berukuran lebih besar
memerlukan waktu lebih lama.
a. Pengasinan Ikan Cara
Penggaraman Kering
1. Timbang garam atau NaCl yang dibutuhkan
sebagai berikut :
- Ikan ukuran besar: 20 – 30% dari berat ikan
- Ikan ukuran sedang: 15 – 20% dari berat ikan
- Ikan ukuran kecil: 5% dari berat ikan
2. Tabur garam di dasar wadah yang dapat berupa
bak semen, wadah plastik atau wadah dari tanah liat (tembikar). Susun ikan
secara teratur di atas lapisan garam tersebut. Usakahan agar perut ikan
menghadap ke dasar wadah. Kemudian diatas ikan ditaburkan kembali garam
sehingga seluruh permukaan ikan tertutupi garam. Lapisan garam ini merupakan
dasar bagi lapisan ikan berikutnya, demikian seterusnya, sampai di permukaan
wadah. Pada lapisan atas taburkan kembali garam sampai menutupi seluruh
permukaan ikan, agar ikan tidak dihinggapi lalat.
3. Tutup bagian atas wadah dengan menggunakan
papan yang diberi pemberat. Lama proses penggaraman ikan tergantung pada jenis,
tingkat kesegaran dan ukuran ikan, umunya proses penggaraman untuk :
- Ikan besar sekitar 2-3 hari
- Ikan ukuran sedang sekitar 24 hari
- Ikan kecik sekitar 12-24 hari
4. Selesainya proses penggaraman ditandai dengan
perubahan tekstur ikan menjadi kencang dan padat.
b. Pengasinan Dengan Cara
Penggaraman Basah :
1. Buat larutan garam jenuh, yang
akan digunakan sebagai media penggaraman.
2. Susunlah ikan yang akan
diproses di dalam wadah yang tidak bocor.Tambahkan larutan garam tadi ke dalam
bak berisi ikan, sampai seluruh ikan terendam di dalam air garam.
3. Tutuplah agarm dengan papan
yang diberi pemberat dan biarkan sampai proses penggaraman selesai, yang
ditandi dengan perubahaan tekstur dagingikan menjadi lebih kencang dan padat.
4. Cucilah ikan yang telah selesai digarami
dengan air bersih, untuk menghilangkan kotoran yang mungkin berasal dari garam.
5. Tiriskan ikan yang telah
dicuci hingga benar-benar kering.
6. Jemur ikan tersebut di bawah sinar matahari
sampai kering. Pada waktu penjemuran, sebaiknya bagian tubuh ikan yang dibelah
diletakkan menghadap ke atas agar dapat terkena sinar matahari. Ikan harusb
sering dibolak-balik agar proses pengeringan lebih cepat. Hindari ikan dari
kemungkinan terkena debu dan kotoran.
7. Periksa derajat kekeringan dengan cara
sebagai berikut :
- Tubuh ikan dengan jari tangan. Jika pada bagian ikan tidak meninggalkan bekas, ikan dapat dianggap cukup kering.
- Untuk ikan berukuran besar, tutup bagian tubuh ikan yang dibelah. Jika tidak patah, berarti ikan sudah dianggap cukup kering.
8. Kemas ikan asin yang diperoleh di alam
kantong plastk.Setelah dilakukan proses penggaraman dilakukan proses
pengeringan. Cara yang umum digunakan untuk mengeringkan ikan adalah dengan
menguapkan air dari tubuh ikan, yaitu dengan menggunakan hembusan udara panas.
Dengan hawa panas ini, akan terjadi penguapan air dari tubuh ikan dari mulai
permukaan hingga ke bagian dalam tubuh ikan. Kecepatan penguapan atau
pengeringan dipen garuhi beberapa faktor antara lain :
1).Kecepatan udara. Semakin cepat
udara maka ikan akan semakin cepat kering.
2). Suhu udara. Makin tinggi suhu
udara maka penguapan akan semakin cepat.
3).Kelembaban udara. Makin lembab
udara, proses penguapan akan semakin lambat.
4).Ketebalan daging ikan. Makin
tebal daging ikan, proses pengeringan makin berjalan lambat.
5).Arah aliran udara terhadap
tubuh ikan. Makin kecil sudut arah udara terhadap posisi tubuh ikan maka ikan
semakin cepat kering.
6).Sifat / kandungan tubuh ikan.
Ikan yang berkadar lemak tinggi akan lebih sulit dikeringkan.
c. Prosedur Pengeringan
Setelah selesai proses
penggaraman, keluarkan ikan dari wadah penggaraman. Cuci dan bersihkan ikan
dari kotoran serta sisa-sisa garam yang menempel ditubuhnya. Masukkan ikan
ketempat pengeringan pengeringan alami atau pengeringan mekanis. Lama
pengeringan dipengaruhi oleh jenis pengeringan yang digunakan serta ukuranikan
yang dikeringkan. Setelah kering, ikan disortir berdasarkan kualitasnya dan
dikemas dengan baik untukmenghindari kerusakan selama penyimpanan.
Proses Penjemuran Ikan Asin.
3.4 Faktor-faktor
yang berpengaruh dalam proses pembuatan ikan asin
Kecepatan meresapnya garam ke
dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:
1.Konsentrasi garam
Semakin tinggi konsentrasi garam
yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan
lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.
2.Jenis garam
Garam dapur murni (NaCl 95%)
lebih mudah diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik.
Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran,
bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa
ikan.
3.Ketebalan daging ikan
Semakin tebal daging ikan, proses
pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang lebih
banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris
tipis sebelum diasinkan.
4.Kadar lemak dalam daging
Kadar lemak yang tinggi (di atas
2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.
5.Kesegaran daging ikan
Ikan yang kurang segar memiliki
daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga proses
pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak
sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
6.Suhu daging ikan
Semakin tinggi suhu daging ikan,
semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.
Buang
isi perut ikan (jangan sampai empedunya pecah)
- Sayat-sayat (untuk ikan yang ukuran besar) dengan tebal 2~3 cm, belah dari
- punggungnya (untuk ikan sedang atau kecil)
- Cuci dan masukkan ke dalam wadah (tong kayu) dan taburi garam
- Susun dalam bak (tong kayu) yang diselang-silang dengan lapisan garam
- kemudian tutup dengan kayu
- Simpan dalam ruangan yang tidak mendapat sinar matahari langsung selama 3 hari
- Jemur sampai kering kurang lebih selama 3 hari
Masukkan
dalam keranjang bambuatau peti kayuAda
beberapa cara untuk mempercepat pengeringan ikanasin :
- Menjemur ikan di atas para-para setinggi ± 1 m dari atas tanah, di halaman terbuka
- Menjemur ikan di dalam ruang pengering dari plastik (solar dryer)
- Mengalir udara panas ke permukaan ikan dalam ruangan (mechanical dryer)
- Mengatur cara penjemuran ikan, jangan sampai bertumbuk
- Membelah daging ikan
- Membuat sayatan pada daging ikan.Persyaratan ikan asin yang bermutu baik adalah jika memenuhi syarat Standar Industri Indonesia(SII), yaitu :-
- Mempunyai bau, rasa, dan warna normal, serta bentuk yang baik-
- Berkadar air paling tinggi 25-
- Berkadar garam (NaCl) antara 10 % ~ 20 %-
- Tidak mengandung logam jamur, juga tidak terjadi pemerahan bakterPada saat tertentu para produsen juga menggunakan formalin pada ikan asin. Pengawasan yangrendah terhadap produk perikanan menyebabkan para produsen nakal sangat leluasa memakaibahan pengawet berbahaya tersebut. Penggunaan formalin oleh para produsen ikan asin
dikarenakan cara
produksinya masih manual, pengeringan ikan masih sangat tergantung dari
cuaca.Kalau musim hujan, pengeringan bisa berhari-hari. Begitu air hujan turun,
para produsen menutupiikan-ikan yang tengah dijemur itu dengan plastik agar
tidak basah. Jika proses penjemuran kurangsempurna, bahan makanan akan mudah
ditumbuhi jamur. Bahan makanan menjadi mudah penyokdan hancur, terutama apabila
cara pengemasannya tidak rapi dan harus dikirim ke luar kota.Akibatnya, ikan
asin itu pun tidak laku di pasaran. Dengan membubuhkan formalin,
bahan pengawetbukan untuk makanan maka ikan tidak ditumbuhi jamur dan lebih
awet. Pemakaian formalin jugadipercaya dapat mempercepat proses pengeringan dan
membuat tampilan fisik tidak cepat rusak.Ikan asin yang mengandung
formalin dapat diketahui lewat ciri-ciri antara lain tidak rusak sampailebih
dari 1 bulan pada suhu 25 derajat celsius, bersih cerah dan tidak berbau khas
ikan asin. Tidakdihinggapi lalat di area berlalat. Selain itu dagingnya
kenyal,utuh, lebih putih dan bersih dibandingkan ikan asin tanpa formalin agak
berwarna coklat dan lebih tahan lama (Widyaningsih danMurtini, 2006). Ikan asin
berformalin ini juga masih banyak dibeli lantaran ketidaktahuan
konsumen.Sebagian pembeli juga ingin mendapatkan produk yang awet dengan harga
murah.Selain itu, dengan proses penggaraman dan penjemuran pada pembuatan
ikan asin, rendemen yangtersisa kurang dari separuh. Bila bahan bakunya seratus
kilogram saat masih basah, setelah jadi ikanasin tinggal 40 persen atau 40 kg,
kehilangan 60 kg itu sangat merugikan karena harga jualmenggunakan satuan
kilogram. Jika memakai formalin, rendemen bisa mencapai 75 persen. Selisih35
persen itu yang dikejar para pengolah.Penggunaan formalin oleh para produsen
ikan asin juga cukup mudah, cukup ditambahkan pada saatproses perendaman ikan
asin. Hal ini dikarenakan formalin sangat mudah larut dalam air.
Jikadicampurkan dengan ikan misalnya, formalin dengan mudah terserap oleh
daging ikan. Formalinmempunyai sifat formaldehida mudah larut dalam air sampai
kadar 55%, sangat reaktif dalamsuasana alkalis serta bersifat sebagai
zat pereduksi kuat, mudah menguap karena titik didihnya yaitu-21°C. secara
alami formaldehida juga dapat ditemui dalam asap pada proses pembakaran
makananyang bercampur fenol, keton dan resin.
3.3 Manfaat Ikan Asin
LAUT merupakan salah satu karunia
Tuhan yang tak terkira dan menakjubkan. Banyak sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan di dalamnya, seperti ikan, rumput laut, bahan tambang serta
senyawa kimia dan obat yang dapat diekplorasi dari laut, dan salah satunya
adalah garam. Garam merupakan senyawa kimia yang sejak lama mewarnai kehidupan
manusia. Tanpa garam, makanan akan terasa hambar. Tanpa garam tak pernah ada
yang namanya ikan asin. Bahkan sekarang dipercaya metabolisme dalam tubuh
manusia dipengaruhi keseimbangan kadar garam dalam tubuh. Ringkasnya garam
merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan manusia dari masa ke masa. Garam
adalah istilah umum bagi senyawa kimia bernama Natrium Klorida (NaCl).
Penggunaannya diperkirakan telah berlangsung sejak 4.700 tahun yang lalu.
Sekarang, senyawa kimia ini diproduksi secara besar-besaran dari penguapan air
laut, walaupun di beberapa negara lain seperti Australia dan USA garam yang
diproduksi lebih banyak bersumber dari penambangan garam.
Total produksi garam di dunia
pada tahun 2000 lebih dari 180 juta ton/tahun. Tercatat tiga besar negara
produsen garam terbesar dengan kapasitas produksinya berturut-turut adalah AS
(42 juta ton), Cina (31 juta ton) dan Kanada (16 juta ton). Sementara Indonesia
dengan luas lahan pergaraman sekira 25.000 - 30.000 hektar yang dikelola petani
garam dan PT Garam dalam cuaca normal mampu memproduksi garam grade konsumsi
sekira 1,8 - 2,0 juta ton/tahun. Pada saat terjadinya curah hujan yang sangat
tinggi pada tahun 2000, hanya mampu memproduksi 300.000 ton, sehingga sebagian
besar harus dipenuhi dari produk impor. Sedangkan kebutuhan garam industri
sekira 1,3 - 1,5 juta ton, di mana hampir seluruh kebutuhan masih dipenuhi
produk impor. Menurut penggunaannya, garam dapat digolongkan menjadi garam pro
analisa (p.a) yaitu garam untuk reagent (tester) pengujian dan analisis di
laboratorium, lalu garam farmasetis untuk keperluan di industri farmasi, garam
industri untuk bahan baku industri kimia dan pengeboran minyak, garam konsumsi
untuk keperluan garam konsumsi, dan industri makanan, kemudian garam pengawetan
untuk keperluan pengawetan ikan.
Penggolongan garam tersebut juga
menunjukkan kualitas garam yang digunakan. Sebagai gambaran, untuk garam p.a
dan garam farmasi, memunyai kandungan NaCl > 99%, sedangkan untuk garam
konsumsi memunyai kandungan NaCl > 94 % dan garam untuk pengawetan memiliki
kandungan NaCl > 90 %. Semakin besar kandungan NaCl, akan semakin kompleks
dan rumit proses produksi dan pemurniannya, serta akan semakin meningkat nilai
ekonominya.
3.4 Keuntungan Bisnis Ikan Asin Dan Analisa
Usahanya
Ikan asin menjadi lauk favorit dan murah
meriah ini disukai masyarakat di Indonesia. Ikan asin memiliki rasa yang gurih
dan lezat, nikmat dimakan dengan nasi hangat dan sambal. Ikan asin ini biasa
dimasak dengan cara digoreng sehingga teksturnya gurih. Indonesia memiliki
lautan yang luas sehingga memiliki hasil laut yang melimpah seperti ikan.
Dengan banyaknya ikan membuat nelayan harus mengasinkannya agar bisa tahan
lama. Dengan mengasinkan ikan maka mampu memperpanjang daya simpan dan mampu
meningkatkan nilai jual dari ikan asin. Peluang usaha ikan asin ini
begitu menguntungkan mengingat permintaan pasar yang masih meningkat. Ikan asin
selain harga yang terjangkau serta mudah didapatkan ini dapat dikonsumsi oleh
berbagai golongan usia. Siapa pun dapat merasakan kelezatan yang terdapat
pada ikan asin. Selain nikmat ikan asin juga memiliki aneka kandungan gizi
mulai dari protein, lemak, kalsium, karbohidrat, zat besi dan sebagainya.
Kandungan gizi yang banyak ini membuat ikan asin selalu diminati dipasaran,
cocok sekali dijadikan usaha yang menjajikan.
Memulai Usaha Ikan
Asin
Usaha ikan asin ini menarik untuk dijalankan sebab
mampu memberikan keuntungan menjajikan bagi pengelola usaha ikan asin. Untuk
memulai usaha ikan asin ini dibutuhkan banyak strategi supaya mampu membuat
produk ikan asin dilirik oleh konsumen. Strategi usaha ini harus dipelajari dan
diterapkan dalam setiap langkah usaha ikan asin. Prosepek bisnis ikan asin
sangat cemerlang dilihat dari sisi peminat ikan asin yang besar. Sehingga
kesempatan untuk memulai usaha ikan asin dengan strategi jitu masih berpeluang.
Memilih Produk
Ikan asin yang digemari oleh semua lapisan masyarakat
ini ialah ikan asin yang berkadar garam sedang atau sedikit. Ikan asin yang
terlalu asin ini kurang begitu disukai sehingga hati – hati dalam memilih
produk ikan asin supaya target pasar tidak kecewa. Jadi ketahui proses
pemilihan ikan asin ini bisa dengan merasakan, melihat secara langsung atau
memegangnya. Akan semakin mudah jika Anda mampu membuat ikan asin sendiri
sehingga proses pegaraman bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Keuntungan Usaha Ikan
Asin
Menjalankan usaha ikan asin ini sangatlah
menguntungkan karena banyak yang mencari ikan asin sebagai lauk. Usaha ikan
asin juga mudah dijual, proses penjualan yang mudah karena ikan asin dapat
dijual di pasar tradisional, diwarung, restauran, warung makan, dan aneka
tempat lainnya. Harga jual dari ikan asin juga rumayan dan akan memudahkan
mendapatkan keuntungan.
Pembuatan Ikan Asin
Cara membuat ikan asin ini sangat mudah hanya
dengan membeli ikan air tawar atau ikan air laut yang segar. Kemudian
ikan ini diasinkan dengan larutan garam pekat. Apabila ikan berukuran besar
maka perlu melakukan pemotongan terlebih dahulu supaya garam mudah meresap
dalam daging ikan. Diamankan dalam waktu lama lalu jemur dibawah sinar matahari
sampai kering sempurna.
Kunci Sukses Usaha
Ikan Asin
Cara sukses menjalankan usaha ikan asin ini yaitu
mampu mepertahankan usaha dalam jangka waktu lama. Agar usaha selalu diminati
ini maka carilah calon pembeli yang banyak, jika memiliki pelanggan yang banyak
maka penjualan ikan asin akan selalu berlangsung.
Analisa Usaha Ikan
Asin
Menjalankan usaha membutuhkan
perhitungan yang matang, begitu juga saat menjalankan peluanag bisnis
ikan asin. Untuk mengetahui hitungan analisa usaha dari ikan asin ini
silahkan baca infonya :
Asumsi
·
Masa penggunaan baskom besar selama
waktu 4 tahun
·
Masa penggunaan pisau selama waktu 3.5
tahun
·
Masa penggunaan penjemur ikan asin
selama waktu 3 tahun
·
Masa penggunaan mesin pengemas
selama waktu 2 tahun
·
Masa penggunaan peralatan tambahan
selama waktu 2 tahun
Peralatan
|
Harga
|
|||||||||||||||||||||||||||
Baskom
besar
|
Rp.
|
250,000
|
||||||||||||||||||||||||||
Pisau
|
Rp.
|
50,000
|
||||||||||||||||||||||||||
Penjemur
ikan asin
|
Rp.
|
300,000
|
||||||||||||||||||||||||||
Mesin
pengemas
|
Rp.
|
350,000
|
||||||||||||||||||||||||||
Peralatan
tambahan
|
Rp.
|
100,000
|
||||||||||||||||||||||||||
Jumlah
Investasi
|
Rp.
|
1,050,000
|
||||||||||||||||||||||||||
Biaya
Operasional per Bulan
|
||||||||||||||||||||||||||||
Biaya
Tetap
|
Nilai
|
|||||||||||||||||||||||||||
Penyusutan
baskom besar 1/48 x Rp. 250.000
|
Rp.
|
5,208
|
||||||||||||||||||||||||||
Penyusutan
pisau 1/42 x Rp. 50.000
|
Rp.
|
1,042
|
||||||||||||||||||||||||||
Penyusutan
penjemur ikan asin 1/36 x Rp. 300.000
|
Rp.
|
6,250
|
||||||||||||||||||||||||||
Penyusutan
mesin pengemas 1/24 x Rp. 350.000
|
Rp.
|
7,292
|
||||||||||||||||||||||||||
Penyusutan
peralatan tambahan 1/24 x Rp. 100.000
|
Rp.
|
2,083
|
||||||||||||||||||||||||||
Total
Biaya Tetap
|
Rp.
|
21,875
|
||||||||||||||||||||||||||
Biaya
Variabel
|
||||||||||||||||||||||||||||
Ikan
|
Rp.
|
350,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
10,500,000
|
|||||||||||||||||||||
Garam
|
Rp.
|
20,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
600,000
|
|||||||||||||||||||||
Air
|
Rp.
|
15,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
450,000
|
|||||||||||||||||||||
Plastik
kemasan
|
Rp.
|
10,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
300,000
|
|||||||||||||||||||||
Biaya
air
|
Rp.
|
65,000
|
x
|
1
|
=
|
Rp.
|
65,000
|
|||||||||||||||||||||
Biaya
tambahan lain
|
Rp.
|
100,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
3,000,000
|
|||||||||||||||||||||
Total
Biaya Variabel
|
Rp.
|
14,915,000
|
||||||||||||||||||||||||||
Total
Biaya Operasional
|
||||||||||||||||||||||||||||
Biaya
tetap + biaya variabel =
|
Rp.
|
14,936,875
|
||||||||||||||||||||||||||
Pendapatan
per Bulan
|
||||||||||||||||||||||||||||
Penjualan
rata – rata =
|
||||||||||||||||||||||||||||
125
|
kemasan
|
x
|
Rp.
|
4,500
|
=
|
Rp.
|
562,500
|
|||||||||||||||||||||
Rp.
|
562,500
|
x
|
30
|
hr
|
=
|
Rp.
|
16,875,000
|
|||||||||||||||||||||
Keuntungan
per Bulan
|
||||||||||||||||||||||||||||
Laba
= Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
|
||||||||||||||||||||||||||||
Rp.
|
17,250,000
|
–
|
16,117,396
|
=
|
Rp.
|
1,132,604
|
||||||||||||||||||||||
Lama Balik
Modal
|
||||||||||||||||||||||||||||
Total
Investasi / Keuntungan =
|
Rp.
|
1,985,000
|
:
|
1,132,604
|
=
|
2
|
bln
|
|||||||||||||||||||||
Bisnis ikan asin jika mampu dijalankan dengan
baik maka akan mampu menghasilkan keuntungan yang menjanjikan. Pada saat
menjalankan usaha ikan asin ini membutuhkan keuletan dan ketlatenan dalam
proses produksi dan pemasaran produk.
Bagi pemula yang ingin mencoba
menjalankan usaha ikan asin maka perlu mempelajari tata cara dalam menjalankan
bisnis ikan asin. Salah satu kendala yang biasa dialami oleh pengusaha ikan
asin ialah proses penjemuran memakan waktu lama. Ketika permintaan pasar
semakin meningkat maka dibutuhkan produk ikan asin yang kering sempurna,
sedangkan terik matahari tidak selalu maksimal. Untuk mengatasi kendala proses
penjemuran maka cobalah beralih untuk menggunakan mesin oven pengering
multiguna.
Dengan adanya mesin oven pengering ini maka kegiatan pengeringan akan semakin
mudah dan cepat. Mesin ini diciptakan untuk mengganti sinar matahari agar para
pengusaha bisa dengan mudah mengeringkan produk tepat waktu. Mesin ini dapat
digunakan untuk mengeringkan aneka bahan misalnya ikan asin, makan ringan,
kerupuk dan sebagainya.
Untuk yang berminat
untuk memiliki mesin pengering multifungsi pengganti sinar matahari ini maka
Toko Mesin Maksindo telah menyediakannya. Maksindo merekomendasikan mesin oven
pengering ini bagi para pelaku usaha. Hal ini agar membuat kegiatan usaha
berjalan dengan lancar dan mudah. Dibantu mesin pengering ini maka tak perlu
lagi mengandalkan sinar matahari. Mesin oven pengering ini dapat diandalkan
dalam mengeringkan aneka bahan baku makanan dan produk herbal secara sederhana
dan cepat. Jadi, bila ingin mengeringkan produk dengan mudah untuk menggantikan
sinar matahari segera beli mesin oven pengering. Dapatkan mesinnya hanya di
Toko Mesin Maksindo.
Demikian tadi info peluang usaha
ikan asin dan analisa usahanya. Menjalankan usaha ikan asin ini mudah
dan menguntungkan jadi cocok dijalankan bagi calon pengusaha yang bingung
mencari peluang.
3.5 Cara
Meraup Keuntungan Besar Dari Bisnis Ikan Asin
Bisnis ikan
asin adalah binis yang menarik untuk di jalankan, karena bisnis ikan asin dapat
memberikan keuntungan yang menjanjikan jika di kelola dengan benar, beberapa
strategi yang harus di perhatikan dalam menjalankan bisnis ikan asin berikut
ini harus di perhatikan dengan baik, agar bisnis ikan asin yang akan kita
jalankan menghasilkan keuntungan sesuai harapan kita.
Apa sajakah strategi penting tersebut, berikut adalah penjelasannya.
1. Memilih tempat berjualan yang tepat.
Bisnis ikan asin dapat di lakukan di berbagai tempat, seperti
:
·
Berjualan ikan asin di pasar tradisional.
·
Berjualan ikan asin pada toko atau ruko khusus ikan asin di
tempat strategis.
Dimanapun tempat berjualan atau berbisnis ikan asin, syarat
utama yang harus di perhatikan adalah tingkat kelembaban tempat dan suhu
ruangan yang sedang, artinya tempat berjualan tidak boleh terlalu lembab dan
juga tidak boleh terlalu panas. Hal ini penting untuk di perhatikan karena,
ikan asin jika di tempatkan pada ruangan terlalu lembab dapat mengakibatkan
cepatnya terjadi pembusukan dan tumbuhnya jamur, sedangkan jika ikan asin di
letakkan pada tempat yang terlalu kering atau panas, dapat berakibat ikan asin
akan kering dan mengalami penyusutan berat yang lumayan besar, selain itu
tempat penyimpanan ikan asin yang teralu panas atau kering dapat merubah warna
tampilan dari ikan asin itu sendiri, sehingga kesan ikan asin yang segar akan
hilang secara kasat mata.
Jumlah stok ikan asin yang akan anda lakukan juga harus
menjadi penentu utama dalam mempersiapkan tempat yang cocok untuk berjualan,
jika stok ikan asin yang anda miliki tidak terlalu banyak maka anda tidak perlu
mempersiapkan tempat terlalu mendetil, hal yang cukup dilakukan adalah
settinglah agar tempat berjualan ikan asin memiliki kelembaban yang sedang.
Jika stok ikan asin yang anda miliki lebih banyak (lebih dari
1 Ton), maka anda harus memiliki tempat penyimpanan khusus, yaitu kamar Es,
kamar Es adalah sebuah ruangan yang sengaja di buat dengan mendesignya secara
khusus untuk menempatkan stok ikan asin yang sangat banyak, biasanya kamar Es
telah di lengkapi perangkat pendingin ruangan serupa dengan freeser berukuran
ruangan besar. Tujuan pembuatan kamar Es adalah agar stok ikan asin yang sangat
banyak akan aman dan awet, kamar es juga sangat bermanfaat untuk menghindari
kerugian besar akibat ikan asin yang mengalami penurunan kualitas di karenakan
proses pembusukan.
2. Cara memilih ikan asin yang berkualitas
tinggi.
Ikan asin adalah makanan pelengkap makanan pokok yang sangat
di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat, dari masyarakat kelas bawah, hingga
masyarakat kelas atas.
Ikan asin yang sangat di gemari adalah ikan asin dengan kadar
garam yang sedikit dan sedang, jika ikan asin terlalu asin, konsumen kurang
begitu menyukainya, karena itu hindarilah membeli ikn asin dengan kadar garam
yang terlalu tinggi.
Berikut adalah cara memilih ikan asin yang
memiliki kadar garang yang pas dengan selera pembeli atau konsumen.
·
Cara paling mudah untuk mengetahui kadar garam yang
terkandung dalam ikan asin adalah dengan menjilatnya secara langsung, jangan
khawatir ikan asin yang anda jilat tersebut tidak akan menggangu kesehatan
anda, sebab ikan asin adalah ikan yang telah di proses setengah matang, proses
pengasinan ikan adalah salah satu jenis cara pengawetan ikan yang aman.
·
Kadar garam yang terkandung dalam ikan asin juga dapat di
lihat secara kasat mata, biasanya kadar garam yang tinggi terlihat jelas jika
kita perhatikan secara detil, silahan diperhatikan dengan memegangnya secara
langsung, anda akan langsung melihat warna pada ikan tersebut, biasanya ikan
akan memiliki warna agak putuh garam, dan rasa garam yang tinggi juga dapat di
rasakan pada telapak tangan, ada seperti serbuk butiran halus garam yang sangat
terasa jika di perhatika dengan seksama.
·
Kadar garam yang tinggi juga dapat di rasakan pada ikan yang
di pegang, ikan akan cenderung sedikit agak lengket, hal ini di sebabkan kadar
garam yang tinggi.
·
Ikan asin yang memiliki kadar garam yang rendah dan sedang terlihat
memiliki warna ikan yang khas, dan jika di lihat pada daging ikan memiliki
warna kecoklatan segar.
·
Kadar garang yang sedikit dan sedang juga dapat dirasakan
dengan cara memegangnya, biasanya ikan akan sangat terlihat segar dan tidak
lengket.
3. Jumlah pembelian ikan asin.
Untuk mendapatkan harga yang murah, sangat di anjurkan
membeli setiap jenis ikan asin. /dus atau /karton, sesuai dengan berat
timbangan pada setiap kemasan ikan, anda boleh membeli dari setiap ikan asin
dengan kemasan dalam karton yang memiliki berat antara 10 s/d 30 Kg, jika
memang jenis ikan asin yang ada lebih dari 30 Kg beratnya, maka perhatikan
secara hati-hati kondisi ikan asin pada kemasan tersebut, lihat dan perhatikan
ikan pada kemasan dari mulai bagian atas, tengah hingga bagian dasar dari
kemasan tersebut. Tujuannya adalah agar anda mendapatkan kualitas ikan yang
sama dalam satu kemasan. Kadang ada beberapa pemasok ikan asin yang dengan
sengaja mencampurkan ikan asin kualitas kurang baik ke dalam kemasan
(dicampur).
Perhatian : “Harga ikan asin akan berbeda (lebih mahal) jika
anda membelinya dengan menimbangnya perkilo dari setiap jenis ikan”.
4. Menentukan harga menjual yang pas (berkesan
murah).
Ikan asin memang tidak memiliki patokan harga yang pasti,
alias harga gelap, tidak seperti berdagang beberapa produk dagangan yang
lainnya yang memiliki harga terang, atau dapat di ketahui dengan mudah berapa
modalnya.
karena itu dalam memberikan harga jual yang cocok dan benar
juga harus di perhataikan agar kita dapat bersaing dengan pedagang ikan asin
yang lain, berikut adalah cara yang tepat dalam menentukan harga jual dari ikan
asin.
Menentukan harga jual ikan asin ada 2 bagian,
yaitu:
·
Harga jual grosir (per Kilogram).
·
Harga jual untuk di ecer (dibawah timbangan per Kilogram).
Berikut keterangan lengkapnya.
>>Harga jual grosir.
Konsumen yang membeli pada grosir ikan asin biasanya membeli
dengan partai banyak, karena itu anda dapat langsung menawarkan harga /Kilogram
dari setiap jenis ikan asin.
Keuntungan yang boleh anda ambil dari setiap jenis ikan asin
pada harga /kilogram dari mulai 4.000 IDR hingga 10.000 IDR, sesuaikan saja
dengan harga pasaran pada tempat anda berjualan dan kemampuan daya beli
konsumen pada tempat anda berjualan atau berdagang.
Ikan asin yang memiliki tanpilan dan kualitas yang bagus juga
layak untuk anda jadikan sebagai ujung tombak dalam mendapatkan untung yang
lumayan, sebab kadang saat belanja, ada beberapa ikan asin murah dengan
kualitas bagus dan jumlahnya tidak banyak (terbatas). Jika kebetulan mendapat
ikan asin dengan kualitas baik dengan harga murah, kita boleh menjualnya dengan
harga tinggi agar untung lebih besar.
>>Harga jual Ecer.
Harga jual ecer harus berbeda dengan harga menjual kiloan,
keuntungan yang harus di dapatkan jumlahnya harus lebih besar, sebab jika di
jual ecer ikan asin akan lebih beresiko susut karena timbangan dan banyak di
pegang oleh pembeli, alasan inilah yang menjadi penentu harga lebih mahal.
Anda boleh memberi harga dengan cara sebagai berikut.
·
Jika harga perkilo adalah 10.000 IDR, maka harga untu 1/4 Kg
adalah 3.500 IDR s/d 4.000 IDR.
·
Anda juga boleh memberikan harga /ons, sebab ada juga
beberapa pembeli yang menyukai membeli ikan asin dengan harga perons, jika
harga 1/4 adalah 4.000 IDR, maka harga per onsnya adalah 2.000 IDR.
3. Cara menimbang saat berjualan.
keuntungan ikan asin juga sangat tergantung dari cara anda
menimbang saat konsumen membeli ikan asin yang anda jual, menimbang ikan asin
tidak sama dengan menimbang barang dagangan lain jika anda melakukan penjualan
dengan cara mengecernya, sebab jika timbangan berlebih 1 ons saja, maka anda
akan berpeluang mengalami kerugian yang besar, karena itu sangat di anjurkan
untuk menggunakan timbangan yang memiliki akurasi yang tepat, seperti timbangan
digital misalnya.
Jika terpaksa menimbang dengan menggunakan timbangan standar
10 KG yang banyak di gunakan pedagang pada pasar tradisional, perhatikanlah
jarum timbangan saat menimbang ikan asin yang akan di beli oleh konsumen, harus
pas dan tepat, tidak lebih dan tidak kurang.
Langkah ini sangat penting bukan tanpa alasan, tetapi lebih
di karenakan harga ikan asin yang kita ketahui /Kilogramnya cukup lumayan
mahal, jika salah dalam menimbang, maka kita akan kehilangan uang yang cukup
besar.
Demikianlah artikel lengkap tentang bisnis ikan asin,
terutama dalam Cara Meraup Keuntungan Besar dengan menerapkan beberapa strategi
penting sebagai faktor penunjangnya.
3.6 Cara Memulai Bisnis Berjualan Ikan Asin
Bisnis ikan
asin adalah binis yang menarik untuk di jalankan, karena bisnis ikan asin dapat
memberikan keuntungan yang menjanjikan jika di kelola dengan benar, beberapa
strategi yang harus di perhatikan dalam menjalankan bisnis ikan asin berikut
ini harus di perhatikan dengan baik, agar bisnis ikan asin yang akan kita
jalankan menghasilkan keuntungan sesuai harapan kita.
Apa sajakah strategi penting tersebut, berikut adalah penjelasannya.
1. Memilih tempat berjualan yang tepat.
Bisnis ikan asin dapat di lakukan di berbagai tempat, seperti
:
·
Berjualan ikan asin di pasar tradisional.
·
Berjualan ikan asin pada toko atau ruko khusus ikan asin di
tempat strategis.
Dimanapun tempat berjualan atau berbisnis ikan asin, syarat
utama yang harus di perhatikan adalah tingkat kelembaban tempat dan suhu
ruangan yang sedang, artinya tempat berjualan tidak boleh terlalu lembab dan
juga tidak boleh terlalu panas. Hal ini penting untuk di perhatikan karena,
ikan asin jika di tempatkan pada ruangan terlalu lembab dapat mengakibatkan
cepatnya terjadi pembusukan dan tumbuhnya jamur, sedangkan jika ikan asin di
letakkan pada tempat yang terlalu kering atau panas, dapat berakibat ikan asin
akan kering dan mengalami penyusutan berat yang lumayan besar, selain itu
tempat penyimpanan ikan asin yang teralu panas atau kering dapat merubah warna
tampilan dari ikan asin itu sendiri, sehingga kesan ikan asin yang segar akan
hilang secara kasat mata.
Jumlah stok ikan asin yang akan anda lakukan juga harus
menjadi penentu utama dalam mempersiapkan tempat yang cocok untuk berjualan,
jika stok ikan asin yang anda miliki tidak terlalu banyak maka anda tidak perlu
mempersiapkan tempat terlalu mendetil, hal yang cukup dilakukan adalah
settinglah agar tempat berjualan ikan asin memiliki kelembaban yang sedang.
Jika stok ikan asin yang anda miliki lebih banyak (lebih dari
1 Ton), maka anda harus memiliki tempat penyimpanan khusus, yaitu kamar Es,
kamar Es adalah sebuah ruangan yang sengaja di buat dengan mendesignya secara
khusus untuk menempatkan stok ikan asin yang sangat banyak, biasanya kamar Es
telah di lengkapi perangkat pendingin ruangan serupa dengan freeser berukuran
ruangan besar. Tujuan pembuatan kamar Es adalah agar stok ikan asin yang sangat
banyak akan aman dan awet, kamar es juga sangat bermanfaat untuk menghindari
kerugian besar akibat ikan asin yang mengalami penurunan kualitas di karenakan
proses pembusukan.
2. Cara memilih ikan asin yang berkualitas
tinggi.
Ikan asin adalah makanan pelengkap makanan pokok yang sangat
di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat, dari masyarakat kelas bawah, hingga
masyarakat kelas atas.
Ikan asin yang sangat di gemari adalah ikan asin dengan kadar
garam yang sedikit dan sedang, jika ikan asin terlalu asin, konsumen kurang
begitu menyukainya, karena itu hindarilah membeli ikn asin dengan kadar garam
yang terlalu tinggi.
Berikut adalah cara memilih ikan asin yang
memiliki kadar garang yang pas dengan selera pembeli atau konsumen.
·
Cara paling mudah untuk mengetahui kadar garam yang
terkandung dalam ikan asin adalah dengan menjilatnya secara langsung, jangan
khawatir ikan asin yang anda jilat tersebut tidak akan menggangu kesehatan
anda, sebab ikan asin adalah ikan yang telah di proses setengah matang, proses
pengasinan ikan adalah salah satu jenis cara pengawetan ikan yang aman.
·
Kadar garam yang terkandung dalam ikan asin juga dapat di
lihat secara kasat mata, biasanya kadar garam yang tinggi terlihat jelas jika
kita perhatikan secara detil, silahan diperhatikan dengan memegangnya secara
langsung, anda akan langsung melihat warna pada ikan tersebut, biasanya ikan
akan memiliki warna agak putuh garam, dan rasa garam yang tinggi juga dapat di
rasakan pada telapak tangan, ada seperti serbuk butiran halus garam yang sangat
terasa jika di perhatika dengan seksama.
·
Kadar garam yang tinggi juga dapat di rasakan pada ikan yang
di pegang, ikan akan cenderung sedikit agak lengket, hal ini di sebabkan kadar
garam yang tinggi.
·
Ikan asin yang memiliki kadar garam yang rendah dan sedang
terlihat memiliki warna ikan yang khas, dan jika di lihat pada daging ikan
memiliki warna kecoklatan segar.
·
Kadar garang yang sedikit dan sedang juga dapat dirasakan
dengan cara memegangnya, biasanya ikan akan sangat terlihat segar dan tidak
lengket.
3. Jumlah pembelian ikan asin.
Untuk mendapatkan harga yang murah, sangat di anjurkan
membeli setiap jenis ikan asin. /dus atau /karton, sesuai dengan berat
timbangan pada setiap kemasan ikan, anda boleh membeli dari setiap ikan asin
dengan kemasan dalam karton yang memiliki berat antara 10 s/d 30 Kg, jika
memang jenis ikan asin yang ada lebih dari 30 Kg beratnya, maka perhatikan
secara hati-hati kondisi ikan asin pada kemasan tersebut, lihat dan perhatikan
ikan pada kemasan dari mulai bagian atas, tengah hingga bagian dasar dari
kemasan tersebut. Tujuannya adalah agar anda mendapatkan kualitas ikan yang
sama dalam satu kemasan. Kadang ada beberapa pemasok ikan asin yang dengan
sengaja mencampurkan ikan asin kualitas kurang baik ke dalam kemasan
(dicampur).
Perhatian : “Harga ikan asin akan berbeda (lebih mahal) jika
anda membelinya dengan menimbangnya perkilo dari setiap jenis ikan”.
4. Menentukan harga menjual yang pas (berkesan
murah).
Ikan asin memang tidak memiliki patokan harga yang pasti,
alias harga gelap, tidak seperti berdagang beberapa produk dagangan yang
lainnya yang memiliki harga terang, atau dapat di ketahui dengan mudah berapa
modalnya.
karena itu dalam memberikan harga jual yang cocok dan benar
juga harus di perhataikan agar kita dapat bersaing dengan pedagang ikan asin
yang lain, berikut adalah cara yang tepat dalam menentukan harga jual dari ikan
asin.
Menentukan harga jual ikan asin ada 2 bagian,
yaitu:
·
Harga jual grosir (per Kilogram).
·
Harga jual untuk di ecer (dibawah timbangan per Kilogram).
Berikut keterangan lengkapnya.
>>Harga jual grosir.
Konsumen yang membeli pada grosir ikan asin biasanya membeli
dengan partai banyak, karena itu anda dapat langsung menawarkan harga /Kilogram
dari setiap jenis ikan asin.
Keuntungan yang boleh anda ambil dari setiap jenis ikan asin
pada harga /kilogram dari mulai 4.000 IDR hingga 10.000 IDR, sesuaikan saja
dengan harga pasaran pada tempat anda berjualan dan kemampuan daya beli
konsumen pada tempat anda berjualan atau berdagang.
Ikan asin yang memiliki tanpilan dan kualitas yang bagus juga
layak untuk anda jadikan sebagai ujung tombak dalam mendapatkan untung yang
lumayan, sebab kadang saat belanja, ada beberapa ikan asin murah dengan
kualitas bagus dan jumlahnya tidak banyak (terbatas). Jika kebetulan mendapat
ikan asin dengan kualitas baik dengan harga murah, kita boleh menjualnya dengan
harga tinggi agar untung lebih besar.
>>Harga jual Ecer.
Harga jual ecer harus berbeda dengan harga menjual kiloan,
keuntungan yang harus di dapatkan jumlahnya harus lebih besar, sebab jika di
jual ecer ikan asin akan lebih beresiko susut karena timbangan dan banyak di
pegang oleh pembeli, alasan inilah yang menjadi penentu harga lebih mahal.
Anda boleh memberi harga dengan cara sebagai berikut.
·
Jika harga perkilo adalah 10.000 IDR, maka harga untu 1/4 Kg
adalah 3.500 IDR s/d 4.000 IDR.
·
Anda juga boleh memberikan harga /ons, sebab ada juga
beberapa pembeli yang menyukai membeli ikan asin dengan harga perons, jika
harga 1/4 adalah 4.000 IDR, maka harga per onsnya adalah 2.000 IDR.
3. Cara menimbang saat berjualan.
keuntungan ikan asin juga sangat tergantung dari cara anda
menimbang saat konsumen membeli ikan asin yang anda jual, menimbang ikan asin
tidak sama dengan menimbang barang dagangan lain jika anda melakukan penjualan
dengan cara mengecernya, sebab jika timbangan berlebih 1 ons saja, maka anda
akan berpeluang mengalami kerugian yang besar, karena itu sangat di anjurkan
untuk menggunakan timbangan yang memiliki akurasi yang tepat, seperti timbangan
digital misalnya.
Jika terpaksa menimbang dengan menggunakan timbangan standar 10
KG yang banyak di gunakan pedagang pada pasar tradisional, perhatikanlah jarum
timbangan saat menimbang ikan asin yang akan di beli oleh konsumen, harus pas
dan tepat, tidak lebih dan tidak kurang.
Langkah ini sangat penting bukan tanpa alasan, tetapi lebih
di karenakan harga ikan asin yang kita ketahui /Kilogramnya cukup lumayan
mahal, jika salah dalam menimbang, maka kita akan kehilangan uang yang cukup
besar.
Demikianlah artikel lengkap tentang bisnis ikan asin,
terutama dalam Cara Meraup Keuntungan Besar dengan menerapkan beberapa strategi
penting sebagai faktor penunjangnya.
3.7 Manisnya Laba Dari Bisnis Ikan Asin
KALAU Anda ingin mencari ikan asin
dengan harga relatif lebih murah dan lengkap pula jenis ikannya, datanglah ke
kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, tepatnya ke sentra Industri Ikan Asin Muara
Angke. Di sini Anda bisa secara langsung bertemu dengan para produsen ikan
asin. Bukan penjual ikan asin seperti yang sering Anda temui di pasar-pasar.
Selain membeli ikan asin yang sudah
berada dalam kemasan rapi, di sentra yang berdiri sejak 1984 ini Anda bisa
melihat langsung proses penjemuran ikan setelah melalui proses penggaraman.
Denta, pengurus harian Kantor Pengolahan
Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) mengatakan, pemerintah sengaja membuat
sentra ini untuk memfasilitasi nelayan dan pengusaha agar produksi olahan ikan
asin lebih terkontrol kebersihannya. "Pembangunan sentra ini untuk
menampung para pengolah ikan yang dulu berada di Kali Baru, Muara Karang, dan
Ancol," kata Denta.
Pengusaha di Kali Baru tergusur karena
lahan di sana terkena perluasan pelabuhan. Sedangkan pengusaha yang sebelumnya
berada di Ancol harus angkat kaki karena tempatnya terkena perluasan sarana
pariwisata. Adapun pengusaha di Muara Karang harus pindah akibat adanya
perluasan pembangkit listrik tenaga uap di kawasan itu.
Sentra ini berdiri di atas lahan seluas
4,5 hektare milik pemerintah. Denta mengatakan, ada sekitar 196 pengusaha
pengolahan ikan yang menempati sentra ini.
Usaha yang mereka geluti tidak hanya
pengolahan ikan asin. Ada beberapa pengusaha yang mengolah ikan asap, ikan
pindang, atau pembuatan terasi.
Para pengusaha itu harus membayar uang
sewa bulanan kepada pengelola sebesar Rp 50.000 per unit. Setiap unit memiliki
luas 150 meter persegi. Pengusaha biasanya membagi lahannya sebagai tempat
pengolahan dan lahan penjemuran ikan.
Sentra ini tak jauh letaknya dari tempat
pelelangan ikan (TPI) Muara Angke di mana para nelayan melakukan bongkar muatan
sehabis melaut.
Lokasinya yang berdekatan dengan TPI
Muara Angke memang menguntungkan bagi sentra ini. Haryono, pengusaha pengolahan
cumi yang membuak usaha di sentra ini, menilai, sentra pengolahan ikan memang
harus menyatu dengan TPI.
Haryono, yang akrab disapa Haji Yono,
mengatakan, kesatuan ini akan saling menguntungkan, baik bagi pengusaha
pengolahan ikan maupun nelayan. Pengusaha pengolahan ikan bisa cepat mendapat
pasokan ikan. Sementara nelayan tak perlu kesulitan memasarkan hasil
tangkapannya.
Lantaran dekat dengan TPI, jenis ikan
yang diolah di sini terbilang lengkap. Ada saja jambal, tongkol, pari, cumi,
dan lain sebagainya. Hanya saja, menurut Charmadi, salah satu pengusaha
pengolahan ikan asin, setiap pengusaha di Muara Angke mempunyai spesialisasi
jenis ikan yang mereka olah.
Charmadi sendiri yang sudah berusaha di
sentra ini selama sepuluh tahun, khusus mengolah ikan jambal. Ada juga
pengusaha lainnya yang secara khusus mengolah ikan tongkol, atau ikan cumi dan
lainnya. "Jadi masing-masing pengolah ikan memiliki ke-khasan. Meski bisa
jadi mereka juga mengolah ikan lain, tapi cuma sedikit," katanya.
Pasokan Bukan Hanya
dari Nelayan Angke
Pasokan bahan baku ikan asin di Muara Angke banyak berdatangan dari nelayan sekitar Muara Karang dan Muara Angke, Jakarta. Namun, banyak juga nelayan-nelayan dari daerah seperti Indramayu, Pekalongan, Lampung, dan beberapa tempat lain yang memasok ikan basah untuk sentra ini.
Pasokan bahan baku ikan asin di Muara Angke banyak berdatangan dari nelayan sekitar Muara Karang dan Muara Angke, Jakarta. Namun, banyak juga nelayan-nelayan dari daerah seperti Indramayu, Pekalongan, Lampung, dan beberapa tempat lain yang memasok ikan basah untuk sentra ini.
Pengurus harian Kantor Pengolahan Hasil
Perikanan Tradisional (PHPT) Denta menuturkan, dalam satu hari, sentra ikan
asin Muara Angke bisa menerima pasokan ikan basah rata-rata seberat 20 ton
sampai 30 ton. "Sementara hasil pengolahan ikan asin per hari rata-rata
bisa mencapai 10 ton hingga 15 ton," katanya.
Haryono, salah satu pengusaha ikan asin
di kawasan ini, mengaku, dalam sehari, ia bisa menerima rata-rata lima ton
sampai enam ton ikan segar dari nelayan. "Bahkan, saya pernah menerima
pasokan ikan basah sebanyak 10 ton dalam sehari," tuturnya. Tapi jika
tangkapan ikan nelayan sedang lesu, ia hanya menerima dua ton sampai tiga ton
ikan segar saja.
Haryono atau akrab disapa Haji Yono ini
telah menggeluti usaha ikan asing selama 26 tahun. Tapi, ia mengaku, beberapa
tahun terakhir, ia lebih memilih mengasinkan ikan sotong alias cumi daripada
ikan laut lainnya.Sebab, kebanyakan nelayan di Muara Angke
juga hanya menangkap cumi sehingga pasokan ikan lain pun kurang. "Sekitar
95% kapal penangkap ikan di Muara Angke merupakan kapal penangkap cumi,"
imbuhnya.
Dalam satu bulan, Haji Yono bisa menjual
cumi kering rata-rata sebanyak 65 ton. Ia mematok harga cumi kering Rp 39.000
hingga Rp 40.000 per kilogram (kg). Sementara, ia sendiri membeli cumi basah
dengan harga Rp 17.000 hingga Rp 19.000 per kg dari nelayan.
Jika kondisi normal, omzet yang diraup
Haji Yono dalam sebulan bisa mencapai Rp 2,5 miliar. Sementara, untuk
keuntungan, Haji Yono mengaku mendapat margin tak lebih dari 20%.
Lain lagi dengan Haji Damra yang sudah
lebih dari 10 tahun menggeluti usaha pengolahan ikan di sentra ini. Ia bisa
menerima pasokan ikan segar rata-rata sebanyak dua ton per hari. Adapun ikan
asing yang ia jual mencapai satu ton per hari.
Haji Damra, yang meneruskan usaha orang
tuanya ini, hanya mengolah ikan tongkol untuk dijadikan ikan asin. Ia menjual
ikan tongkol asin Rp 11.000 per kg. Berarti dalam sebulan, Haji Damra yang
dibantu oleh lima karyawan ini bisa meraup omzet sekitar Rp 330 juta.
Adapun Charmadi, yang sehari-harinya
mengolah ikan asin jenis jambal, mengaku bisa menerima pasokan ikan jambal
basah antara dua ton sampai tiga ton per hari. Kalau sepi, paling-paling, ia
hanya mengolah lima kwintal ikan jambal per hari. "Untungnya, ada nelayan
yang langganan memasok ikan jambal kepada saya," imbuhnya.
Charmadi membeli ikan jambal basah dari
nelayan seharga Rp 12.000 per kg. Setelah ikan tersebut diolah, ia menjualnya dengan harga Rp 30.000 sampai Rp 32.000 per kg. Ia tak mau
menyebutkan berapa omzet maupun keuntungannya dalam sebulan.
Charmadi mengaku, ia hanya pengusaha kecil karena cuma punya satu orang karyawan. Pemasaran produknya pun terbatas untuk kota Jakarta saja.
Paceklik di Musim Angin Barat
Bulan Desember hingga Maret merupakan bulan-bulan yang dibenci nelayan dan produsen ikan asin. Bagaimana tidak, pada bulan-bulan tersebut terjadi musim angin barat. Saat itu, angin di laut bertiup lebih kencang daripada bulan-bulan lain sehingga ombak laut menjadi ganas. Para nelayan pun jadi berfikir dua kali untuk melaut. Kalaupun berani, mereka akan susah menangkap ikan dengan maksimal.
Charmadi mengaku, ia hanya pengusaha kecil karena cuma punya satu orang karyawan. Pemasaran produknya pun terbatas untuk kota Jakarta saja.
Paceklik di Musim Angin Barat
Bulan Desember hingga Maret merupakan bulan-bulan yang dibenci nelayan dan produsen ikan asin. Bagaimana tidak, pada bulan-bulan tersebut terjadi musim angin barat. Saat itu, angin di laut bertiup lebih kencang daripada bulan-bulan lain sehingga ombak laut menjadi ganas. Para nelayan pun jadi berfikir dua kali untuk melaut. Kalaupun berani, mereka akan susah menangkap ikan dengan maksimal.
Tak pelak, tangkapan ikan di musim
tersebut menurun drastis. Akibatnya, pasokan ikan ke sentra Muara Angke pun
ikut menurun. Menurut Haryono, salah seorang pengolahan ikan asin di sentra
tersebut, pasokan ikan di bulan Desember hingga Maret biasanya turun sekitar
separoh dari pasokan di bulan biasa.
Dalam kondisi normal, Haryono biasa
menerima pasokan ikan sotong atau cumi sekitar 5 ton sampai 6 ton per hari.
Tapi di musim angin barat, ia cuma bisa menerima pasokan sebanyak 2 ton cumi
dalam sehari. Haji Darma, produsen ikan asin lain di kawasan ini, juga
mengalami hal serupa. Saat musim barat tiba, pasokan ikan segar masuk ke usaha
pembuatan ikan asinnya turun sampai 50% dari pasokan hari biasa.
Sementara Charmadi, pengusaha ikan
jambal asin bahkan hanya bisa memasok tiga kuintal ikan jambal per hari di
musim barat. Ini jauh dari pasokan ikan di saat normal. "Bahkan ada saat
di mana kami tidak mendapat pasokan," katanya.
Meski demikian, Haji Yono mengakui,
justru musim barat merupakan masa panen rezeki bagi para pengusaha ikan asin.
Karena suplai ikan tangkapan menurun, pasar pun akan mengalami penurunan suplai
ikan segar. aat itu, ikan asin bisa menjadi alternatif bagi konsumen. Maka, permintaan
ikan asin di musim ini otomatis akan naik dan harganya pun bisa meroket.
"Tinggal bagaimana pengusaha ikan asin memutar otaknya agar bisnisnya
bertahan dan mendapat laba maksimal," kata Haji Yono.
Namun, Haji Yono mengeluh, musim barat
kali ini berbeda dari biasanya. Walaupun pasokan ikan basah turun, namun
permintaan ikan asin tidak kunjung meroket. "Di awal tahun ini, pasokan
dan penjualan sama-sama mengalami penurunan," ujarnya.
Akibatnya, omzet Haji Yono pun ikut
menurun hingga 70%. Jika biasanya dia mampu meraup omzet sekitar Rp 2 miliar
per bulan, maka belakangan ini, dia hanya mampu membukukan omzet sekitar Rp 600
juta per bulan.
Penurunan penjualan ikan asin juga
diakui oleh Haji Damra. Menurutnya, penurunan penjualan ini disebabkan oleh
menurunnya permintaan dari konsumen berkaitan dengan hari raya Maulud Nabi yang
jatuh di akhir Februari 2009.
Ia bilang, ketika bulan Maulud, orang
Jawa khususnya meminimalkan konsumsi ikan asin. "Ini yang menyebabkan
penjualan ikan asin menurun cukup tajam," tegasnya. Alasan ini dibenarkan
pula olah Charmadi.
Namun, Haji Yono tak sependapat dengan
alasan yang dikemukakan rekannya itu. Menurutnya, harga ikan asin memang sudah
terlalu tinggi, sehingga konsumen tidak mampu membeli. "Kalaupun mampu,
mereka akan memilih produk lain yang lebih murah untuk konsumsi mereka,"
ujarnya.
3.8 Pemasaran
Dalam peningkatan pasar dan
memenangkan persaingan, perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam menjamin
mutu suatu produk maupun jasa sehingga dapat mempertahankan kualitasnya.
Perusahaan dalam menjamin mutu perlu menetapkan suatu system manajemen mutu
yang efektif dan efisien sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing
tinggi. Dengan manajemen yang terpadu diharapkan manajemen perusahaan mampu
menyelenggarakan perusahaannya begerak kearah pertumbuhan yang lebih tepat
3.9 Manajemen Pemasaran
Berdasarkan Kondisi 8 Permintaan
1.PERMINTAAN NEGATIF (NEGATIF DEMAND)
1.Orang yang tidak suka ikan
asin.
2.Orang yang alergi ikan asin.
3.Tidak memakannya bagi orang
yang vegetarian.
4.Tidak memakannya bagi orang
yang darah tinggi (Hipertensi) karena kandungan garamnya yang tinggi.
Tugas saya sebagai manajer:
1.Menganalisis mengapa pasar
tidak menyukai produk tersebut (ikan asin) dan apakah program pemasaran yang
terdiri dari perancangan ulang produk,harga yang lebih rendah,promosi yang
lebih baik,dapat mengubah keyakinan dan perilaku konsumen atau pasar.
2.Mempositifkan
permintaan,caranya dengan lebih mengenalkan produk atau jasa melalui promosi.
2.TIDAK ADA PERMINTAAN / SEDIKIT PERMINTAAN (NO DEMAND)
1.Ikan asin yang mengandung
formalin tapinya awet atau ikan asin yang tidak mengandung formalin tapinya agak sedikit busuk.Ada yang
mau yaitu yang tidak terlalu peduli dengan masalah kesehatan atau karena
keuangannya memang terbatas.
Tugas saya sebagai manajer:
1.Menemukan guna menghubungkan
keuntungan dari produk tersebut (ikan
asin) dengan kebutuhan dan minat alamiah seseorang.
2. Berarti orang itu tidak berminat sama sekali terhadap penawaran suatu
produk atau jasa. Penawaran yang ada dalam “tidak ada permintaan” ini dapat
digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu :
a.Barangnya sudah dikenal tapi dianggap tidak mempunyai nilai
Misalnya : botol-botol kosong yang ada di tong sampah, kaleng bekas, dll
Tugas manajer : mencoba menghubungkan produk atau jasa tersebut dengan kebutuhan yang ada dipasar. Misalnya dengan menghubungkan barang rongsokan tersebut dengan pembuatan barang seni.
b.Barangnya sudah dikenal dan dianggap bernilai, tapi tidak mempunyai nilai untuk pasar tertentu.
Misalnya : penawaran perahu didaerah yang jauh dari perairan, penawaran mantel tebal didaerah yang tidak pernah dingin
Tugas manajer : mencoba mengubah lingkungan agar barang yang ditawarkan menjadi bernilai. Misalnya : membuat danau rekreasi untuk menciptakan permintaan terhadap perahu.
c.Barangnya baru ditemukan dan menghadapi keadaan “tidak ada permintaan” karena pasarnya tidak mengetahui tentang adanya barang-barang tersebut.
Misalnya : barang-barang perhiasan (biasanya orang baru akan membeli apabila barang tersebut ditunjukkan.
Tugas manajer : menyebarkan informasi tentang suatu barang yang baru ditemukan ke pasar, agar orang-orang tahu dan tertarik membelinya.
a.Barangnya sudah dikenal tapi dianggap tidak mempunyai nilai
Misalnya : botol-botol kosong yang ada di tong sampah, kaleng bekas, dll
Tugas manajer : mencoba menghubungkan produk atau jasa tersebut dengan kebutuhan yang ada dipasar. Misalnya dengan menghubungkan barang rongsokan tersebut dengan pembuatan barang seni.
b.Barangnya sudah dikenal dan dianggap bernilai, tapi tidak mempunyai nilai untuk pasar tertentu.
Misalnya : penawaran perahu didaerah yang jauh dari perairan, penawaran mantel tebal didaerah yang tidak pernah dingin
Tugas manajer : mencoba mengubah lingkungan agar barang yang ditawarkan menjadi bernilai. Misalnya : membuat danau rekreasi untuk menciptakan permintaan terhadap perahu.
c.Barangnya baru ditemukan dan menghadapi keadaan “tidak ada permintaan” karena pasarnya tidak mengetahui tentang adanya barang-barang tersebut.
Misalnya : barang-barang perhiasan (biasanya orang baru akan membeli apabila barang tersebut ditunjukkan.
Tugas manajer : menyebarkan informasi tentang suatu barang yang baru ditemukan ke pasar, agar orang-orang tahu dan tertarik membelinya.
3.PERMINTAAN YANG TERPENDAM/TERSEMBUNYI/LATENT (LATENT DEMAND)
1.Ikan asin yang tahan lama dan
awet hingga tahunan,namun tetap enak,tetap sehat, tetap aman dikonsumsi,dan
tidak bau busuk.
Tugas saya sebagai manajer:
1.Mengukur besar kecilnya pasar
potensial dan mengembangkan barang dan jasa (ikan asin) yang bisa memuaskan
permintaan itu.
2.Mengembangkan produk atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
4.PERMINTAAN MENURUN (FAILING DEMAND)
1.Ikan asin yang menggunakan
formalin.Formalin merupakan bahan berbahaya dan tidak layak dikonsumsi sehingga
ditarik oleh Badan POM.Di sisi lain,itu akan menguntungkan penjual karena akan
awet dalam waktu yang lama,di sisi lain juga merugikan dan membahayakan
kesehatan konsumen atau pasar.Dengan demikian,permintaan produk tersebut akan
menurun.
2.Ikan asin yang mengandung
bahan-bahan yang diharamkan dalam islam sehingga ditarik atau dilarang edar
oleh fatwa MUI karena tidak ada label atau sertifikat halalnya.Dengan
demikian,permintaan produk tersebut akan menurun.
Tugas saya sebagai manajer:
1.Meningkatkan kembali menurunnya
permintaan ikan asin melalui berbagai penyempurnaan dan perbaikan produk serta
pemasaran ulang secara kreatif.
2. meningkatkan permintaan / mengembangkan permintaan agar tidak
menjadi permintan latent.
5.PERMINTAAN TIDAK TERATUR (IRREGULAR DEMAND)
1.Permintaan ikan asin yang
meningkat pada bulan puasa,sebelum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha,dan
sebelum hari libur panjang.
Permintaan ikan asin yang menurun selama Idul Fitri dan Idul Adha.
Tugas saya sebagai manajer:
1.Mencari jalan untuk mengubah
pola permintaan yang sama melalui penetapan harga yang
fleksibel,promosi,berbagai perangsang,dan insentif lainnya.Ini yang disebut
Synchromarketing.
2.Merencanakan sesuatu dengan
baik,guna menghadapi keadaan pada masa yang akan dating.
3.Mempersiapkan diri dan
membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan,agar memiliki keterampilan
untuk mampu bersaing pada masa yang akan
datang.
4. Mengubah pola permintaan, misal : memberikan harga murah pada masa
sepi, dan mengenakan harga yang tinggi pada masa-masa ramai.
6.PERMINTAAN PENUH (FULL DEMAND)
1.Jumlah permintaan ikan asin
sama dengan jumlah penawaran ikan asin.Kondisi ini sulit terjadi.
Tugas saya sebagai manajer:
1.Memperhatikan dan
mempertahankan tingkat permintaan saat ini dalam menghadapi perubahan selera
konsumen.
2.Meningkatkan persaingan
kualitas dengan menjaga kepuasan konsumen.
3. Mempertahankan permintaan, misalnya : dengan mempertahankan tingkat
efisiensi pemasaran dengan cara mempertahankan harga jual, mengendalikan biaya,
tetap mengadakan promosi.
7.PERMINTAAN BERLIMPAH/BERLEBIHAN (OVER FULL DEMAND)
1.Jumlah permintaan ikan asin
lebih besar dari penawaran ikan asin atau jumlah permintaan ikan asin lebih
besar dari jumlah ikan asin yang tersedia.
Tugas saya sebagai manajer:
1.Tidak melakukan
tindakan,biarkan pelanggan mengatasinya.
2.Mengurangi permintaan dengan
menaikkan harga yang lebih tinggi,dan komunikasi mempromosikan dengan produk
alternatif yang lain.
3.Mendorong pemanfaatan jasa pada
waktu atau kesempatan lain.Cara yang ditempuh adalah:
1.Menerapkan Differential Pricing
atau menggunakan insentif harga,misalnya memberikan potongan harga khusus untuk
pesanan di dini hari dan hari libur.
2.Melakukan Demarketing pada
periode lebih awal sehingga tidak perlu berdesak-desakkan pada saat-saat
menjelang lebaran.Iklan tersebut bisa juga disertai dengan potongan harga
khusus yang menarik.
4.Menerapkan kelas pelayanan yang
berbeda,yakni A,B,dan C.
a.Tarif untuk kelas A (Ikan asin
segar yang baru datang dari tempat
pengolahan) lebih mahal,tetapi mendapatkan kualitas dan kesegaran yang
lebih baik.
b.Tarif untuk kelas B (Ikan asin
yang sudah cukup lama disimpan) lebih murah,tetapi mendapatkan kualitas dibawah
kelas A.
c.Tarif untuk kelas C (Ikan asin
yang sudah sangat lama disimpan) sangat murah,tetapi mendapatkan kualitas
dibawah kelas B.
5. Mengurangi permintaan, misalnya dengan menaikkan harga, mengurangi
kegiatan promosi.
8.PERMINTAAN TIDAK SEHAT (UNWHOLESOME)
1.Permintaan ikan asin
berformalin supaya kuat tahan lama.
2.Permintaan ikan asin yang
mengandung bahan-bahan yang diharamkan dalam islam.
3.Permintaan ikan asin busuk
untuk dijual dirumah makan.
4.Permintaan ikan asin yang
diberi pewarna pakaian dan tekstil supaya warnanya tetap menarik dan terlihat
segar dalam waktu yang lama.
Tugas saya sebagai manajer :
1.Menyadarkan orang yang menyukai
produk ikan asin semacam itu untuk berhenti menyukainya dan mengingatkan akan
bahaya,hukuman,dan keharamannya.
2.Menyadarkan orang tersebut
untuk berhenti menggunakan alat-alat semacam itu sebagai komunikasi yang membahayakan.
3.Menaikan kualitas harganya
dengan harga yang sangat mahal.
4.Mengurangi penyediaannya atau
bahkan tidak menyediakannya.
5. Permintaan akan produk-produk seperti rokok, ganja, obat-obatan
tertentu yang berbahaya.
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Sehingga bahan awetan ikan asin menjadi salah satu produk yang populer dan
digemari oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Namun yang banyak dilakukan
oleh kebanyakan industrirumahan pembuatan ikan asin relatif sederhana dan tidak
dengan perhitungan secara ilmiah. Dengan demikian praktikum pembuatan ikan asin
yang dilakukan ini memiliki tujuan agar para mahasiswa mengetahui mutu ikan
asin dari perbedaan larutan garam dan jenis ikan dan dihasilkan ikan asin
dengan kosentrasi tertentu dengan kualitas terbaik.
- Pengeringan adalah suatu proses pengawetan yang telah lama dilakukan, pengeringan pada ikan biasanya dengan menguapkan air dari tubuh ikan, yaitu dengan menggunakan hembusan udara panas.
- Penggaraman adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengawetkan produk hasil perikanan dengan menggunakan garam
- Metode penggaraman dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu penggaraman kering,penggaraman basah, dan kombinasi keduanya
- Metode pengeringan ada dua, yaitu pengeringan secara alami dan pengeringan secara mekani
- Pengeringan dilakukan setelah dilakukannya proses penggaraman
- Proses secara keseluruhan dalam pembuatan ikan asin: pencucian bahan mentah, penggaraman, pembilasan, penggeringan, pendinginan (diangin-anginkan) dan diikuti pengepakan sesuai kebutuhan.
Ikan merupakan salah
satu sumber proteinhewani
yang banyak dikonsumsi masyarakat,mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan
cepat mengalami proses kemunduranmutu danpembusukan, dimana hal ini terjadi
setelah ikan ditangkap.
Salah satu cara untuk
mengawetkan ikan adalah dengan pembuatan ikan asin. Denganpenggaraman proses
pembusukan dapat dihambat sehingga ikan dapat disimpan lebih lama.Penggunaan
garam sebagai bahan pengawet terutama diandalkan
pada kemampuannyamenghambat pertumbuhan bakteri dan kegiatan enzim
penyebab pembusukan ikan yangterdapat dalam tubuh ikan.
Pengolahan ikan asin
adalah cara pengawetan ikan yang telah kuno, tetapi saat kini masihbanyak
dilakukan orang di berbagai negara. Di Indonesia, bahkan ikan asin masih
menempatiposisi penting sebagai salah satu bahan pokok kebutuhan hidup
masyarakat.
4.2 Saran
Dalam pengolahan ikan asin ini,
harus memperhatikan kualitas dan kuantitas ikan .